|
|
TIPS MEMILIH PERGURUAN
TINGGI
YANG PERLU ANDA KETAHUI
"Mau nerusin ke mana?" Itu adalah satu pertanyaan yang
sering dilontarkan sesudah kita menyelesaikan studi di SLTA.
Pertanyaan klasik yang sederhana tetapi tidak semudah itu untuk
menjawabnya. Ngomong-ngomong, apa jawaban anda?
Di Indonesia saat ini
terdapat 1465+ Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tersebar dari
Sabang sampai Merauke (tidak termasuk Timor Leste). Ada PTS
berbentuk Universitas, Sekolah Tinggi, Akademi, dan lain-lain.
Masing-masing PTS mungkin menyelenggarakan lebih dari satu
program studi, dan bisa jadi suatu program studi diselenggarakan
dalam 2 atau lebih jalur/jenjang pendidikan, misalnya D1, D3,
S1. (Kalau anda kurang memahami istilah-istilah tersebut, saya
sarankan anda membaca kembali
Struktur Pendidikan
Tinggi). Bagaimana anda menentukan PTS pilihan anda? Jurusan
apa? Lalu jalur/jenjang pendidikannya? Faktor apa saja yang
perlu anda pertimbangkan dalam menentukan pilihan tersebut?
Permasalahan menjadi jauh lebih sederhana jika di kota anda
hanya ada satu PTS dan, karena satu atau lain hal, anda tidak
bisa kuliah di luar kota. Tetapi, kasusnya biasanya tidak
demikian. Permasalahan muncul karena anda bisa memilih.
Minat
Faktor utama yang harus anda pertimbangkan adalah minat anda.
Hampir boleh dipastikan, tidak ada mahasiswa yang berhasil dalam
studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain,
termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun,
tetapi andalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar
di perguruan tinggi. Sudah terlalu sering kita mendengar
kegagalan mahasiswa karena ketidakcocokan dengan bidang studi
yang diminatinya. Jangan sampai hal ini terjadi pada anda.
Biaya
Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan anda. Ini adalah
faktor terpenting berikutnya yang harus anda perhitungkan.
Kuliah di perguruan tinggi melibatkan banyak komponen biaya.
Anda mungkin geleng-geleng kepala kalau saya sebutkan yang
berikut ini, mulai uang pendaftaran, uang gedung, uang kuliah
pokok, uang SKS, uang praktikum, uang ujian, uang jaket,
uang buku, uang kesehatan, uang KKN, uang skripsi, uang ini,
uang itu........
you name it. Belum lagi biaya-biaya tidak langsung,
seperti biaya kos, biaya hidup, biaya transportasi, biaya buku,
biaya foto copy, dan lain-lain. Kalikan itu dengan sekian tahun
masa kuliah anda.
Kalau anda bisa
tinggal di rumah selama kuliah, sebaiknya ini yang anda pilih.
Jadi, pilihlah PTS yang ada di kota anda. Kalau harus kuliah di
luar kota, usahakan untuk tinggal di rumah saudara. Ini akan
sangat banyak menghemat.
Sebelum melakukan
pendaftaran, tanyakan semua komponen biaya yang harus anda
bayarkan di PTS yang bersangkutan. Ingat untuk kuliah anda tidak
hanya membayar uang kuliah saja. Tanyakan juga waktu
pembayarannya. Biasanya PTS memberlakukan sistem pembayaran yang
diharapkan tidak memberatkan mahasiswa, misalnya uang gedung
boleh diangsur sekian kali, uang kuliah pokok dan uang SKS tidak
dibayarkan bersamaan, dan lain sebagainya. Perhitungkan semuanya
jika anda tidak ingin gagal karenanya.
Prospek
Dari
ratusan program studi yang ditawarkan oleh PTS, tentu tidak
semuanya menjanjikan prospek pekerjaan yang cerah di masa
mendatang, 4 - 6 tahun sesudah anda menginjak bangku kuliah. Ada
program studi yang tidak populer, sepi peminat karena dianggap
tidak menarik atau kurang memberikan harapan pekerjaan dengan
hasil yang memadai. Ada juga program studi yang selalu menjadi
favorit, walaupun banyak lulusannya yang menganggur. Baik karena
kurangnya lapangan pekerjaan atau pun terlalu banyaknya lulusan.
Anda dituntut untuk
dapat memprediksi prospek bidang studi yang anda pilih dalam
memasuki lapangan pekerjaan sesudah anda lulus nanti. Sebagai
contoh, pemerintah pernah menyatakan program studi hukum sebagai
jurusan yang sudah jenuh karena jumlah perguruan tinggi
penyelenggara dan jumlah mahasiswa yang mengambil program studi
ini. Anda harus sangat istimewa di bidang ini untuk dapat
bersaing dengan sekian banyak lulusan lainnya.
Apakah hal itu masih
berlaku sekarang? Di era reformasi ini kita banyak melihat
kasus-kasus hukum yang mulai mencuat ke permukaan. Orang bicara
mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab. Banyak buruh
melakukan demo menuntut haknya dipenuhi. Selesaikan secara hukum.
Banyak perusahaan dan bank yang memerlukan penyelesaian hukum
untuk menuntaskan permasalahan sesudah krisis ekonomi ini.
Bukankah logis kalau hal-hal tersebut diselesaikan oleh para
sarjana hukum?
Kita lihat juga
jurusan pertanian dan kelautan. Sesudah sektor industri dan
perbankan terpuruk akhir-akhir ini, orang mulai melirik lagi
sektor pertanian. Jumlah penduduk Indonesia yang demikian besar,
dan semuanya butuh makan setiap hari, menuntut tersedianya bahan
pangan yang cukup untuk itu. Dan bukankah Tuhan memberikan tanah
yang demikian subur kepada bangsa kita? Kenapa kita kalah dari
Thailand misalnya dalam produksi hasil pertanian?
Bukan hanya tanah
subur yang Tuhan berikan kepada kita, tetapi juga laut yang
sangat luas dan kaya. Pemerintah pun menyadari hal ini dengan
menunjuk seorang menteri yang bertugas untuk mengeksplorasi
potensi kelautan Indonesia. Apakah bidang tersebut masih
prospektif 5 tahun yang akan datang? Hei.... kita baru saja
mulai.
Globalisasi? Tentu
saja ini akan sangat menentukan wajah dunia masa datang.
Perdagangan bebas, banyaknya perusahaan asing yang masuk ke
Indonesia (di antaranya karena aset negara kita terpaksa dijual
kepada mereka!), semuanya menuntut standar dunia juga. Bahasa
asing (bukan hanya bahasa Inggris), perdagangan internasional,
lingkungan, peralatan berteknologi tinggi, komputer, internet,
dan banyak lagi akan menjadi tuntutan yang tak terhindarkan.
Saya ingatkan, tidak
ada prediksi yang benar 100%. Tetapi akan sangat berguna kalau
anda bisa mengantisipasi kondisi di masa depan. Kalau anda
merasa tidak mampu melakukannya sendiri, bertanyalah kepada
orang tua, guru, teman, konsultan, atau siapapun. Jangan
pertaruhkan masa depan anda karena ketidaktahuan ini.
Sesudah ketiga faktor
di atas anda pertimbangkan masak-masak, kini tiba saatnya anda
memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan kriteria tersebut.
Sediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor
eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini.
|
|